Dia atau Aku
Tau nggak si rasanya menyendiri? Nyaman, karena disanalah duniaku tanpa ada orang lain yang ikut berbagi perasaan.
Aku punya dunia imaginasi sendiri, dimana disana aku hidup hanya dengan impian dan kesendirian, mendiskusikan segala kejadian dengan 'diri sendiri', lalu mencoba memutuskanya 'bersama'.
Coba bayangkan, ketika kita diam saja berkecamuk obrolan entah apa maksudnya di dalam hati, itulah 'diri sendiri' yang hidup dalam imaginasi.
Di sana aku bebas berekspresi, marah aku ungkapkan dengan mengumpat, sedih aku menangis, senang aku tertawa terbahak-bahak, tidak sukapun aku katakan tidak suka, 'dia' berbeda dengan lisan yang kerap kali mengutarakan kebohongan, demi sebuah kemanisan bernama pujian.
Jujur saja aku belum bisa menyelaraskan 'dia' dengan lisan, jika aku mengutarakan apa yang 'dia' katakan, pasti akan banyak yang tersakiti, sungguh 'dia' sangat jujut walaupun tau bahwa itu menyakitkan siapa saja yang mendengarnya.
Komentar
Posting Komentar